Selasa, 05 Januari 2016

FILSAFAT KETUHANAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Tuhan dipahami sebagai zat Mahakuasa dan asas dari suatu kepercayaan. Definisi tentang Tuhan  tidak memiliki kesepakatan, terdapat berbagai konsep ketuhanan. Dalam pandangan teisme, Tuhan merupakan pencipta sekaligus pengatur segala kejadian di alam semesta. Menurut deisme, Tuhan merupakan pencipta alam semesta, namun tidak ikut campur dalam kejadian di alam semesta. Menurut panteisme, Tuhan merupakan alam semesta itu sendiri. Penganut monoteisme peracya bahwa Tuhan hanya ada satu, serta tidak berwujud (tanpa materi), memiliki pribadi, sumber segala kewajiban moral, dan “hal terbesar yang dapat direnungkan”.
Akibat konsep ketuhanan yang berbeda-beda itulah, banyak gagasan tentang sosok Tuhan, sifat-sifat yang dimiliki-Nya, bahkan hakikat Tuhan pun terus dipermasalahkan. Siapakah dan bagaimanakah Tuhan terus dicari oleh manusia sebagai fitrah seorang hamba yang akan selalu memerlukan eksitensi tertinggi yang dapat menjadi tempat bertumpu dan berlindung. Immanuel Kant menyatakan, bahwa “kebenaran adanya Tuhan adalah kebenaran yang postulat. Yaitu kebenaran tertinggi dalam tingkat kebenaran. Kebenaran tak terbantahkan. Kenenaran yang berada di luar jangkauan indera, akal dan ilmu pengetahuan.” Dengan demikian, muncullah sebuah agama yang diaggap menjadi wadah kebenaran akan adanya Tuhan. Agama merupakan suatu kepercayaan akan keberadaan suatu kekuatan pengatur supranatural, yang menciptakan dan mengendalikan alam semesta yang selanjutnya dapat disimpulkan, bahwa “agama merupakan suatu kepercayaan akan adanya Tuhan”.
1.2              Rumusan Masalah
Bagaimana konsep agama menurut agama islam?
1.3              Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengerjakan tugas makalah agama tentang “Filsafat Ketuhanan”. Untuk mengetahui definisi filsafat ketuhanan, Tuhan dan agama.
Untuk mengetahui dan mempelajari konsep agama menurut agama islam.
1.4              Manfaat
Dapat mengerti tentang definisi Filsafat Ketuhanan, Tuhan dan agama.
Dapat mengerti tentang konsep agama menurut agama.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1              Filsafat Ketuhanan
Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, yaitu memakai apa yang disebut sebagai pendekatan psikologis. Usaha yang dilakukan manusia bukan untuk menemukan Tuhan secara absolut atau mutlak, melainkan mencari pertimbagan kemungkinan-kemungkinan bagi manusia untuk sampai pada kebenaran tentang Tuhan.

2.2              Agama
Agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhan-Nya. Dalam penertian agama terdapat tiga unsur, yaitu manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat diartikan sebagai agama. Agama juga diartikan sebagai perangkat aturan dan peraturan yang megatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhan-Nya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya.  Secara khusus, agama juga diartikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterprestasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai gaib dan suci. Bagi para penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran engenai kebenaran tinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi pendorong bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya.
Jadi, sebuah agama melingkupi tiga persoalan pokok, yaitu:
1.             Keyakinan (credical), yaitu keyakinan akan adanya suatu kekuatan supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
2.             Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuaensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3.             Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan tersebut.
Bagi umat manusia agama juga dapat diartikan sebagai undang-undang dasar dan pedoman hidup, sebab agama:
  • Dapat mendidik jiwa manusia menjadi tenteram, tawakkal dan sebagainya.
  • Dapat menjadikana manusia menjadi manusia yang berjiwa besar, kuat dan tidak mudah tunduk oleh siapapun.
  • Dapat mendidik manusia berani menegakkan kebenaran dan takut untuk melakukan kesalahan.
  • Dapat memberikan sugesti kepada manusia agar dalam jiwa mereka tumbuh sifat-sifat utama seperti rendah hati, sopan santun, hormat menghormati dan sebagainya. Agama melarang manusia untuk bersifat sombong, congkak, riya dan sebagainya.
2.3              Jenis-jenis Agama
Ditinjau dari sumbernya agama dibagi menjadi dua, yaitu agama wahyu dan agama bukan wahyu. Agama wahyu adalah agama yang diterima oleh manusia dari Allah Sang Pencipta melalui Malaikat dan disampaikan serta disebarkan oleh Rasulnya kepada umat manusia. Wahyu-wahyu dilestarikan melalui Al-Kitab, suhuf (lembaran-lembaran tertulis) atau ajaran lisan. Sedangkan agama bukan wahyu bersandar semata-mata kepada ajaran seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan tentang kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam. Misalnya adalah agama Budha yang berpangkal pada ajaran Sidharta Gautama. Ditinjau dari segi misi penyebarannya agama juga dibagi menjadi dua, yaitu agama misionari dan agama bukan misionari. Agama misionari adalah agama yang menuntut penganutnya untuk menyebarkan ajaran-ajarannya kepada manusia lainnya. Sedangkan agama bukan misionari adalah agama yang tidak menuntut penganutnya untuk menyebarkan ajarannya kepada orang lain, jadi cukup disebarkan kepada lingkungan tertentu yang menjadi misi utamanya.

BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, yaitu memakai apa yang disebut sebagai pendekatan psikologis. Agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhan-Nya. Dalam penertian agama terdapat tiga unsur, yaitu manusia, penghambaan dan Tuhan. Agama melingkupi tiga persoalan pokok, yaitu: keyakinan (credical), peribadatan (ritual) dan sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan tersebut.
Ditinjau dari sumbernya agama dibagi menjadi dua, yaitu agama wahyu dan agama bukan wahyu.
Ditinjau dari segi misi penyebarannya agama juga dibagi menjadi dua, yaitu agama misionari dan agama bukan misionari.

Daftar Pustaka
id.m.wikipedia.org/wiki/Tuhan
id.m.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Ketuhanan
id.m.wikipedia.org/wiki/Agama
Azra, Azyumardi dkk. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta:
Ahmadi, Abu dan Noor Salimi. 1991. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara Jakarta.
Aminuddin, dkk. 2005. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.



Senin, 04 Januari 2016

KISI KISI UAS PKN SEMESTER 1

KISI – KISI UAS PKN SEMESTER 1
1.        Sebutkan hakikat ketahanan nasional dan konsepsi ketahanan nasional indonesia?
Jawab :
a           Hakikat ketahanan nasional indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa indonesia yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.
b           Hakikat konspsi ketahanan nasional indonesia adalah pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan.

2.        Jelaskan pengertian ketahanan nasional indonesia?
Jawab :
Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan keselamatannya.

3.        Sebutkan asas – asas ketahanan nasional indonesia?
Jawab :
a         Asas kesejahteraan dan keamanan
b          Asas komprehensif integral atau menyeluruh terpadu
c         Asas mawas kedalam dan mawas keluar
d        Asas kekeluargaan.

4.        Jelaskan perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi?
Jawab :
Dalam arti,
a           Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b           Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya.
c           Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.


5.        Sebutkan isi dari deklarasi landas kontinen indonesia?
Jawab :
a           Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen indonesia adalah milik eksklusif negara indonesia.
b           Pemerintah indonesia bersedia menyelesaikan soal garis landas kontinen dengannegara-negara tetangga melalui perundingan.
c           Jika tidak ada perjanjian garis batas, maka batas landas kontinen Indonesia adalah suatu garis yang ditarik ditengah-tengah antara pulau terluar indonesia dengan titik luar wilayah negara tetangga.
d          Klaim diatas tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan di atas kontinen indonesia, maupun ruang udara diatasnya.

6.        Sebutkan batas – batas wilayah indonesia?
Jawab :
·         Utara   : ± 6°08’ LU (lintang utara)
·         Selatan : ± 11°15’ LS (lintang selatan)
·         Barat   : ± 94°45’ BT (bujur timur)
·         Timur  : ± 141°05’ BT (bujur timur)
7.        Sebutkan hak hak warga negara indonesia menurut UUD 1945?
Jawab :
a           Menyatakan diri sebagai penduduk dan warga negara Indonesia atau ingin menjadi wargan negara suatu negara. (pasal 26)
b          Bersamaan kedudukan didalam hukum dan pemerintah. (pasal 27 ayat 1)
c            Memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak. (pasal 27 ayat 2)
d          Upaya membela negara. (pasal 27 ayat 3)
e           Kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan sesuai dengan Undang-undang. (pasal 28)
f           Memperoleh jaminan dan perlindungan dalam pelaksanaan berbagai bidang hak asasi manusia. (pasal 28A s.d 28J)
g          Jaminan memeluk salah satu agama dan pelaksanaan ajaran agamanya masing-masing. (pasal 29 ayat 2)
h          Ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara. (pasal 30 ayat 1)
i            Mendapat pengajaran. (pasal 31)
j            Mengembangkan kebudayaan nasional. (pasal 32)
k          Mengembangkan usaha-usaha dalam bidang ekonomi. (pasal 33)
l            Memperoleh jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin, fasilitas kesehatan, dan fasilitas umum serta dari pemerintah.

8.        Jelaskan perbedaan penduduk warganegara dan penduduk bukan warga negara?
Jawab :
a           Penduduk warganegara adalah orang yang memiliki hubungan yang tidak terputus dengan tanah airnya, dengan UUD negaranya, walaupun yang bersangkutan berada di luar negri, tetapi selama yang bersngkutan tidak memutuskan hubungannya atau terikat oleh ketentuan hukum internasional, maka yang bersangkutan masih sebagai warga negara.
b           Penduduk bukan warganegara adalah orang asing yang memiliki hubungan hanya selama yang bersangkutan bertempat tinggal dalam wilayah negara tersebut.

9.        Jelaskan hubungan antara “ demokrasi “ dan “masyarakat madani” ?
Jawab :
Masyarakat madani merupakan elemen yang signifikan dalam membangun demokrasi. Salah satu syarat penting bagi demokrasi adalah terciptanya partisipasi masyarakat dalam proses-proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh negara atau pemerintahan. Demokrasi dapat dianggap sebagai hasil dinamika masyarakat yang menghendaki adanya partisipasi. Hanya dalam masyarakat madani yang kuatlah demokrasi dapat ditegakkan dengan baik dan hanya dalam suasana demokratislah masyarakat madani dapat berkembang secara wajar.

10.    Sebutkan hak – hak bagi fakir miskin dan anak – anak terlantar ?
Jawab :
a           “ Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara ” (UUD 1945 Pasal 34 ayat 1)

b           Secara legal formal fungsi Negara memelihara anak-anak terlantar dan kepedulian terhadap masa depan mereka (Pasal 34 Ayat 1)

Minggu, 13 Desember 2015

TENTANG SAYA

TENTANG SAYA






NAMA                        : MUHAMMAD ROZIKIN
TEMPAT LAHIR       : KENDAL
TANGGAL LAHIR   : 04 OKTOBER 1996
ALAMAT                   : DESA PROTOMULYO RT01/RW08,
KEC. KALIWUNGU SELATAN, KAB. KENDAL, PROV. JATENG
AGAMA                     : ISLAM


RIWAYAT PENDIDIKAN
SD                                           : SDN 02 PROTOMULYO
SMP                                        : MTS NU 19 PROTOMULYO
SMA                                       : SMK NEGERI 4 KENDAL
( REKAYASA PERANGKAT LUNAK )
PERGURUAN TINGGI        : STMIK HIMSYA SEMARANG
( JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA )
FB                   : Muhammad Rozikin

Twitter                        : @mukhrozikin

Senin, 19 Oktober 2015

Makalah " Hormat Menghormati "

MAKALAH
HORMAT MENGHORMATI



Disusun Oleh :

NAMA          : MUHAMMAD ROZIKIN
NIM              : 2115R1075
JURUSAN    : TEKNIK INFORMATIKA



STMIK HIMSYA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya , saya mampu  menyelesaikan tugas  makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari orang-orang di sekitar kami, khususnya dari bapak Septia Lutfi. M.Kom sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  kami mengharapkan kritik dan sarannya  demi  perbaikan  pembuatan makalah di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum wr.wb


Semarang, 19 Oktober  2015
Penulis
Muhammad Rozikin



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR  .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI  ........................................................................................................ iii
BAB I      PENDAHULUAN  ................................................................................ 1
1.1     Latar Belakang..........................................................................        1
1.2     Rumusan Masalah  .......................................................................... 1
1.3     Tujuan Masalah  .............................................................................. 1
BAB II    PEMBAHASAN MASALAH  ............................................................. 2
2.1.   Pengertian Hormat Menghormati  ................................................... 2
2.2.   Cara melakukan hormat menghormati ............................................. 3
2.3.   Manfaat Melakukan Hormat menghormati ..................................... 9
BAB III   KESIMPULAN  .................................................................................. 13
BAB  V   PENUTUP ............................................................................................ 14           
DAFTAR PUSTAKA  ......................................................................................... 15

BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Dewasa ini, kita melihat banyaknya gejala sosial yang berlaku di segenap lapisan masyarakat kita. Terlalu banyak sebab yang dapat dikaitkan sebagai punca berlakunya gejala-gejala tersebut. Salah satu dari sebab-sebab ini ialah terhakisnya nilai-nilai murni yang disemaikan agama dan budaya sejagat. Artikel kali ini akan menyentuh hanya satu aspek budaya dan agama yang semakin hari semakin luput iaitu sikap saling menghormati sesama manusia.

1.2         Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1.        Apa pengertian Hormat Menghrormati ?
2.        Bagaimana Cara Melakukannya ?
3.        Apa Manfaat dengan adanya Hormat Menghormati ?

1.3         Tujuan Masalah
1.        Mengetahui tentang pengertian Hormat menghormati.
2.        Mengetahui cara melakukannya.
3.        Mengetahui manfaat hormat menghormati.





BAB II
PEMBAHASAN


2.1         Pengertian Hormat menghormati
                      Hormat didefinisikan sebagai mempunyai pandangan yang tinggi terhadap seseorang dengan memberikan layanan yang penuh sopan, menghargai, menjunjung tinggi, memuliakan, menerima dan mematuhi. Secara ringkas, menghormati seseorang bererti melayani dengan penuh sopan, memandang tinggi kepadanya dan menghargai kebaikannya. Sikap sebegini telah lama digariskan di dalam syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan melalui contoh-contoh sikap Rasulullah SAW yang ditonjolkan kepada kita sejajar dengan maksud sebuah hadis yang berbunyi: “Sesungguhnya akhlak Rasulullah itu ialah sepertimana yang terdapat dalam al Quran” (Riwayat Bukhari Muslim). Allah SWT menyuruh kita memandang kepada Nabi Muhammad SAW sebagai contoh terbaik dalam kehidupan kita sebagaimana firmanNya di dalam surah al Qalam ayat 4: “Dan bahawa sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad SAW) mempunyai akhlak yang amat mulia.”
                      Agama suci Islam telah memberi panduan yang jelas dalam aspek menghormati sesama makhluk Allah sama ada menghormati sesama manusia mahupun makhluk-makhluknya yang lain. Ini khususnya untuk memelihara hubungan yang baik kerana keberadaan kita di muka bumi ini menuntut kerjasama yang telus buat penakatan. Bahkan, lebih jauh lagi, menghormati sesama manusia mencakupi hormat kepada yang tidak seusia iaitu antara yang muda kepada yang tua dan yang tua kepada yang muda sebagaimana maksud hadis: “Barangsiapa tidak menaruh hormat kepada orang yang lebih tua diantara kami atau tidak mengasihani yang lebih muda, tidaklah termasuk golongan kami” (Hadis sahih riwayat Imam Ahmad dan disepakati yang lain). Begitu juga ia meliputi penghormatan antara yang berilmu dengan yang masih menuntut, kaya atau miskin, besar atau kecil, kuat atau lemah kerana setiap dari kita mempunyai kelebihan tersendiri sebagaimana maksud firman Allah SWT: “Jangan Kau lupakan kelebihan di antara kamu” (Surah Al Baqarah ayat 237) dan sebagaimana maksud hadis: “Berikan pada manusia sesuai dengan kedudukan mereka”. (Riwayat Muslim dan disahihkan oleh al Hakim dalam Kitab Ma’rifat Ulum Hadis) melalui dalil-dalil diatas ini, dapat kita rumuskan bahawa menghormati satu sama lain adalah sesuatu yang dituntut walaubagaimanapun darjah penghormatan itu berbeza-beza bergantung kepada kedudukan, kelebihan dan kontribusi manusia.

2.2         Cara melakukannya
Adapun cara dan bentuk penghormatan pula tidak ditetapkan. Inilah keunikan agama sejagat, Islam, yang mana dapat diubah sesuai konteks masyarakat, keadaan, tempat, budaya dan masa yang pelbagai. Sebaliknya, telah digambarkan dengan lebih terperinci amalan-amalan yang dapat membuahkan rasa hormat sehingga mengeratkan lagi hubungan silaturrahim. Antara amalan-amalan yang dianjurkan ialah:
a           Bersangka Baik
Bersangka baik membawa maksud rasa muhibbah. Ia bertentangan dari sikap bersangka buruk iaitu menaruh rasa yang negatif terhadap seseorang. Ini termasuk mencari-cari kesalahan dan keaibanya, hasad dengki dan menaburkan berita yang tidak benar tentangnya sebagaimana firman Allah SWT di dalam surah Hujurat ayat 12:
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani."
Untuk bersangka baik, Imam Syeikh Abdul Kadir Al Jailani menetapkan tips-tips berikut:

Ø  Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahawa dia lebih baik darimu. Ucapkanlah dalam hatimu: “Mungkin kedudukannya di sisi Allah SWT jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku”
Ø  Jika engkau bertemu anak kecil, maka ucapkanlah (dalam hatimu): “Anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku”
Ø  Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah (dalam hatimu): “Dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku”
Ø  Jika bertemu dengan orang yang berilmu, maka ucapkanlah (dalam hatimu): “Orang ini memperoleh kurnia yang belum kuperolehi, telah mencapai kedudukan yang belum ku capai, mengetahui apa yang tidak ku ketahui dan jika dia mengamalkan ilmunya tentu lebih baik dariku”
Ø  Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah (dalam hatimu): “Orang ini bermaksiat kepada Allah kerana dia tidak tahu sedangkan aku bermaksiat kepadaNya padahal aku tahu akibatnya sedangkan aku mungkin mengakhiri hidupku dalam maksiat (sedangkan dia disebabkan kejahilannya akan tidak dibebani dosa). Dia tentu lebih baik dariku”

Ø  Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah (dalam hatimu): “Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak. Mungkin di akhir usianya dia memeluk Islam dan beramal soleh dan mungkin di akhir usiaku, diriku kufur dan berbuat buruk”
Bersalam-salaman
Rasulullah SAW telah memerintahkan umatnya untuk menebarkan salam iaitu ucapan salam sejahtera: “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” dalam sabdanya: “Kalian tidak akan masuk kedalam syurga hingga kalian beriman dan tidaklah kalian dikatakan beriman hingga kalian saling mencintai. Ketahuilah, aku akan memberitahu kalian sesuatu yang apabila kalian melakukannya nescaya kalian akan saling mencintai iaitu tebarkanlah salam diantara kalian.” Susulan kepada ucapan salam sejahtera ini ialah dengan berjabat tangan antara satu sama lain (yang mahram & sejenis). Walaubagaimanapun, cara untuk berjabat tangan boleh diperlakukan sesuai budaya sesuatu kaum.
Galakkan untuk menyampaikan salam turut mencakupi penerimaan salam sebagaimana maksud firman Allah SWT: “Dan apabila disalami, maka jawablah dengan ucapan salam yang lebih baik atau balasan salam dengan yang semisalnya. Sesungguhnya Allah akan menghitung segala sesuatu.”
Dapatlah dirungkaikan di sini bahawa pemberian salam yang ikhlas dengan nada dan mimik muka yang manis akan memancing jawapan yang baik atau malah lebih baik lagi sehingga terjadilah komunikasi dua hala yang disenangi. Amalan ini bahkan disenaraikan sebagai antara amalan yang paling baik di dalam Islam sebagaimana maksud hadis yang diriwayatkan oleh Ash Shahihain dan selainnya dari Abdullah bin Amar RA bahawasanya seseorang telah bertanya kepada Rasulullah SAW: “Apakah amalan yang paling baik di dalam Islam?” Rasulullah SAW menjawab: “Memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang dikenali mahupun yang tidak dikenali.”
Oleh kerana bermanfaatnya amalan ini, ia turut dianjurkan kepada kanak-kanak sehingga mereka juga akan membesar dengan kebiasaan memberi dan menerima salam. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkanbahawa Anas bin Malik RA telah mengkhabarkan kepada kami dengan berkata: “Aku berjalan bersama Rasulullah SAW dan kami melewati anak-anak yang sedang bermain kemudian beliau mengucapkan salam kepada mereka.”
Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan dari Ibnu Masud bahawasanya beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat adalah jika ucapan salam disampaikan hanya terhadap orang yang dikenali sahaja.” Begitulah pentingnya menjaga salam.

b          Sentiasa Menasihati Antara Satu Sama Lain
Lanjutan dari sikap suka memberikan salam ialah sikap suka bertukar-tukar khabar. Terdapat ruang untuk saling menasihati dan ingat mengingati akan prinsip agama antara satu sama lain dalam kita bertukar-tukar khabar. Ini kerana agama Islam ialah agama yang menghargai kasih sayang sesama manusia dan salah satu cara berkasih sayang ialah dengan mengalakkan amalan yang baik dan menegur serta menegah sikap yang kurang baik. Hal ini juga merupakan hak seorang Muslim sesama Muslim sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Hak seorang Muslim terhadap Muslim ada enam iaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam. Bila ia memanggilmu penuhilah, bila dia meminta nasihat kepadamu nasihatilah, bila dia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah jawablah yarhamukallah (Semoga Allah memberikan rahmat kepadamu), bila dia sakit jenguklah dan bila dia meninggal dunia, hantarkanlah jenazahnya.” (Riwayat Muslim)



c           Menjaga Hati Orang Lain
Kesihatan hati berkait rapat dengan kesihatan iman dan rohani. Hati ialah seketul daging yang amat mudah berubah dan senang terluka. Ia malah lebih sukar dijaga dari sebiji telur. Bersabda Rasulullah SAW: “Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, ketahuilah segumpal daging tersebut ialah hati”

Oleh kerana rentannya hati ini, kita disuruh menjaga sebaik mungkin dari bisikan syaitan, rasa was-was, bersyak wa sangka, berdendam, berhasad dengki, mengumpat, mengeji dan sebagainya. Begitu juga sebaliknya hati yang baik melahirkan niat yang baik sedangkan niat sahaja sudah mampu menjana pahala. Bersabda Rasulullah SAW:“Barangsiapa yang mencari-cari aib saudaranya yang lain maka Allah akan membuka aibnya”

Menyakiti hati orang lain termasuk menyeksanya, “Sesungguhnya Allah SWT akan menyeksa orang-orang yang menyeksa manusia di dunia” (Hadis Riwayat Imam Tarmidzi) Begitu juga perbuatan fitnah iaitu menabur berita palsu berkenaan seseorang ialah satu dosa besar. Malah diumpamakan seperti membunuh sebagaimana maksud firman Allah SWT: "Fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan."

Sebaliknya kita digalakkan memaafkan kesalahan orang lain untuk membersihkan hati sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa memaafkan (kesalahan) seorang Muslim, maka Allah SWT akan memaafkan kesalahannya.” (Hadis Riwayat Abu Daud)
Begitu juga, kemaafan yang diberikan akan meraih kemaafan Allah SWT: “Dan janganlah orang-orang yang berharta serta lapang hidupnya dari kalangan kamu, bersumpah tidak mahu lagi memberi bantuan kepada kaum kerabat dan orang-orang miskin serta orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah dan (sebaliknya) hendaklah mereka memaafkan serta melupakan kesalahan orang-orang itu; tidakkah kamu suka supaya Allah mengampunkan dosa kamu? Dan (ingatlah) Allah Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.”
Selain sentiasa memaafkan orang lain, bantu membantu dan bersikap lemah lembut sesama yang lain amat disukai Allah SWT. Bersabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa dari kalian yang mampu untuk memberikan manfaat bagi saudaranya maka lakukanlah” (Hadis Riwayat Muslim). Di dalam hadis yang lain, Rasulullah SAW bersabda: “Akan diharamkan untuk masuk neraka setiap orang yang berlemah lembut, ramah dan mempermudah (masalah) dari manusia.”
Dalam menjaga hati manusia, wajarlah kita mendengar sudut pandangan mereka yang mungkin berbeza dari kita dan sekiranya perlu menolak, lakukanlah dengan sebaik-baiknya. Ini termasuk menjaga intonasi suara, mimik muka, pemilihan perkataan dan bahasa tubuh. 

d          Menjaga Hak Orang Lain
Wajib bagi kita menjaga hak saudara kita seperti maksud hadis diatas. Ditambah lagi dengan hadis Rasulullah SAW yang bermaksud: “Orang Islam sesama Islam adalah bersaudara tidak boleh menzaliminya dan membeban sesuatu yang memberatinya dan siapa yang menunai sesuatu hajat saudaranya, maka Allah akan menunaikan hajatnya, dan sesiapa yang melepaskan sesuatu bala orang Islam, Allah akan melepaskan segala bala kesusahannya di akhirat, dan sesiapa yang menutup keaiban mana-mana orang Islam Allah akan menutup keaibannya di hari kiamat.”
(Riwayat Bukhari)
Apabila kita menyedari hak kita dan hak orang lain dan berusaha untuk memenuhi hak-hak mereka, akan tenanglah kehidupan kita, timbullah rasa kasih sayang dan saling hormat menghormati. Itulah yang diharapkan agama. Walaupun terdapat beberapa perkara yang menyekat umat Islam dari melakukan sewenang-wenangnya sehingga diumpamakan seperti hidup di dalam penjara, peringatan-peringatan dan galakkan-galakkan inilah yang membantu memberikan satu kehidupan yang tenang lagi bermakna di dunia ini sehingga terlaksana tujuan kita berada dimuka bumi ini.
Marilah kita menjaga hak saudara kita, InsyaAllah, hak-hak kita akan dijaga oleh saudara kita dan Allah SWT sendiri. Lebih dituntut lagi, menjaga rasa hormat yang mendalam kepada mereka yang disekeliling kita. Ini kerana mereka disekeliling kita adalah orang yang paling hampir dan paling banyak mengajar kita sama ada secara langsung ataupun tidak. Justeru, disebabkan pengaruh dan pengajaran mereka dalam kehidupan kita, wajarlah kita menzahirkan penghargaan yang berterusan dengan menunjukkan rasa hormat dan sopan selain ucapan terima kasih. Pepatah Inggeris berbunyi: “Action speaks louder than words”. Wallahu’alam.

2.3         Manfaat hormat menghormati
a                Menghormati Bukan Tanda Kelemahan
     Hormat terhadap musuh akan menunjukkan bahwa anda lebih kuat. Ketika anda merasa antipati pada musuh anda, cobalah untuk tetap dingin dan menjaga emosi tetap netral. Dengan menghormati orang lain, maka seluruh situasi tegang dapat ditangani. Banyak komunikasi baik dibangun berlandaskan sikap saling menghormati.
     Sangat penting untuk mulai berfikir efisien. Jika tidak menghormati orang lain, maka orang lain pun tak akan pernah untuk menghormati anda. Diri sendiri adalah musuh terbesar. Langkah demi langkah harus dilakukan untuk menuangkan perasaan hormat pada orang lain, termasuk musuh anda.

b                Menghormati Orang Lain Tidak Ternilai dengan Uang
     Menghormati orang lain adalah salah satu nilai kemanusiaan yang penting dan tak akan pernah tergantikan oleh harta apapun di dunia. Dimanapun, kemanapun, dan apapun yang anda lakukan, anda tak boleh lupa dengan rasa hormat. Nilai hormat itu memberi banyak peluang dan kesempatan. Hati orang lain akan terbuka untuk orang-orang yang memperlakukannya secara hormat dan penuh cinta.
     Ada yang mengatakan jika ada orang takut padamu, maka mereka akan menghormatimu. Anggapan ini sepenuhnya salah. Karena, hanya orang lemah dan kejam yang membangun rasa hormat berlandaskan ketakutan dan kekerasan. Kepatuhan dan rasa hormat itu terkesan hampir sama, namun sesungguhnya berbeda.
     Kepatuhan dapat tercapai dengan ancaman dan intimidasi. Sedangkan hormat itu hanya dapat tercapai atas rasa saling pengertian dan kebijakan. Perusahaan yang menerapkan rasa hormat sebagai prioritas utama dalam hubungan karyawannya biasanya lebih berhasil dibandingkan perusahaan yang menggunakan rasa takut dan kebohongan.

c                Menghormati Orang Lain akan Mengurangi Musuh
     Cara terbaik menyingkirkan musuh adalah dengan menghormati mereka. Ini adalah hal menarik dimana orang-orang harus saling bekerja sama dan menangani musuh-musuh mereka dengan cara yang lebih beradab.
     Cara terbaik untuk mengurangi musuh adalah dengan menjadikan mereka teman. Satu-satunya adalah mengembangkan pendekatan pribadi dengan musuh. Musuh sekalipun bisa menjadi guru sekaligus inspirasi. Mereka justru bisa memberikan keuntungan bagi kita.


d               Menghormati Orang Lain Menjadikan Hidup Lebih Berpengalaman
     Musuh adalah salah satu rintangan hidup lainnya, bisa menjadi guru terbaik. Semua orang tahu bahwa siapapun bisa memberikan pengaruh positif atau negatif pada orang lain. Sayangnya, kebanyakan dari kita cenderung fokus pada pengalaman negatif dibandingkan dengan yang positif. Akibatnya, banyak orang yang tidak bisa belajar dari kegagalan.

e                Menghormati orang lain menjadikan hidup lebih berpengalaman
Musuh itu sama dengan rintangan hidup lainnya, bisa menjadi guru terbaik. Semua orang tahu bahwa siapapun bisa memberikan pengaruh positif atau negatif pada orang lain. Sayangnya, kita cenderung fokus pada pengalaman negatif dibandingkan pengalaman positif. Akibatnya, kita tidak bisa belajar dari kegagalan.

Hal yang sama terjadi misalnya dalam kasus berikut. Seorang murid begitu benci dengan guru bahasa asingnya. Dia adalah guru yang sangat disiplin, galak, dan suka memberikan pekerjaan rumah yang sulit. Murid tersebut pada akhirnya meraih hasil positif. Kini, dia menggantikan rasa benci itu dengan rasa syukur.

Bahkan, di kemudian hari sang murid mengucapkan terima kasih pada gurunya. Berkat didikan dan kedisiplinan gurunya itu, si murid kini bisa melakukan perjalanan ke seluruh dunia karena dia mampu berkomunikasi dengan orang-orang asing. Kisah hidup ini membuktikan bahwa musuh terburuk sekalipun bisa menjadi guru terbaik.

Anda perlu yakin bahwa memiliki musuh bukanlah hal yang buruk karena di sana banyak keuntungan dan kerugiannya.


BAB III
KESIMPULAN

Sebagai seorang, kita wajib menghormati orang lain. Baik itu pendapat, sikap, tingkah laku maupun keyakinan. Kita tidak boleh mencaci maki keyakinan orang lain. Kita harus bisa menghormati keyakinan atau pendapat orang lain. Ada pepatah yang mengatakan kalau kita mau dihormati, maka kita harus menghormati dulu. Mungkin pepatah itu bisa dijadikan motivasi buat kita aagar kita bissa menghormati orang lain.


BAB IV
PENUTUP


Alhamdulillah, akhirnya penulisan makalah ” HORMAT MENGHORMATI ini sudah selesai. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu khususnya bapak Septia Lutfi, M.Kom. Kami juga meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan. Kritik, saran dan masukan sangat diharapkan untuk  ke depan supaya lebih baik. Demikian makalah ini saya buat, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb

DAFTAR PUSTAKA